Awalnya Sambal Garing " Ceu Ani " adalah sambal kering yang di buat sebagai pelangkap untuk makan sehari-hari. Sesuai namanya Sambal Garing "Ceu Ani" dibuat oleh ibu Ani Kustini, adapun kata "CEU" berasal dari bahasa sunda, menurut kamussunda.net ceuceu (euceu) berarti (panggilan untuk kakak perempuan (bahasa jawa : mba); older sister) Synonym: teh, teteh. Profesi beliau adalah seorang guru SD di Indramayu. Ibu dua anak ini sering membuat eksperimen dalam membuat sambal, dimulai dari sambal ijo, sambal pedas, sambal terasi, sampai sambal garing.
Makan dengan ditemani sambal menjadi salah satu kebiasaan yang sudah lama turun menurun di keluarga Ibu Ani, bahkan merupakan menu "wajib", sambal garing misalnya sering kali di sajikan dengan aneka lauk, misalnya ayam goreng, tahu & tempe goreng, sayur asem sampai makan dengan mie instant pun tidak lengkap rasanya jika tidak pakai sambal garing.
Dari kegemarannya membuat sambal garing ini, muncul ide untuk mulai memasarkan pruduk ini. Diawali dari saudara, tetangga, teman dekat, teman seprofesi ditawari untuk mencoba sambal garing ini. Respon mereka luar biasa, banyak yang sudah mencoba sambal garing akhirnya mereka menjadi pelanggan setia. Tetapi di tengah jalan, usaha sampingan ini sempat terhenti dikarenakan kesibukan beliau mengajar dan ada peraturan dari Pemerintah yang mewajibkan guru harus lulusan S1, sehingga beliau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Setelah sekian lama vakum dari membuat sambal garing, beliau berusaha kembali membuat sambal garing untuk konsumsi pribadi dan orang sekitar. Akan tetapi karena banyaknya masukan agar produksi sambal garing ini tidak terputus, beliau mencoba produksi sambal garing secara berkelanjutan.
Makan dengan ditemani sambal menjadi salah satu kebiasaan yang sudah lama turun menurun di keluarga Ibu Ani, bahkan merupakan menu "wajib", sambal garing misalnya sering kali di sajikan dengan aneka lauk, misalnya ayam goreng, tahu & tempe goreng, sayur asem sampai makan dengan mie instant pun tidak lengkap rasanya jika tidak pakai sambal garing.
Dari kegemarannya membuat sambal garing ini, muncul ide untuk mulai memasarkan pruduk ini. Diawali dari saudara, tetangga, teman dekat, teman seprofesi ditawari untuk mencoba sambal garing ini. Respon mereka luar biasa, banyak yang sudah mencoba sambal garing akhirnya mereka menjadi pelanggan setia. Tetapi di tengah jalan, usaha sampingan ini sempat terhenti dikarenakan kesibukan beliau mengajar dan ada peraturan dari Pemerintah yang mewajibkan guru harus lulusan S1, sehingga beliau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Setelah sekian lama vakum dari membuat sambal garing, beliau berusaha kembali membuat sambal garing untuk konsumsi pribadi dan orang sekitar. Akan tetapi karena banyaknya masukan agar produksi sambal garing ini tidak terputus, beliau mencoba produksi sambal garing secara berkelanjutan.
No comments:
Post a Comment